Aangedryf deur Blogger.

Hanya 1 dari 10 Ortu yang Peduli Cyberharassment

Saking memaki, mengejek, menghina, bahkan mengancam di dunia maya, kini semakin sering dilakukan anak-anak dan remaja. Semua tindakan tersebut dikenal dengan istilah cyberharassment. Dengan makin banyaknya jumlah anak-anak dan remaja yang mengakses internet, otomatis makin besar pula potensi terjadi cyberharassment.
Menurut studi terbaru McAfee, anak-anak cenderung menjadi saksi tindakan cyberharassment, atau terlibat dalam cyberharassment. Hampir 1 dari 4 remaja mengaku menjadi target cyberharassment. Dan sebanyak dua pertiga remaja menjadi saksi perilaku kasar online, demikian menurut studi mengenai perilaku remaja di internet.
Tapi sayangnya, hanya 1 dari 10 orang tua yang sadar bahwa anak remajanya bisa menjadi target cyberharassment. Padahal maraknya social media saat ini memicu terjadinya cyberharassment. Dikatakan bahwa lebih dari 92% remaja berperilaku kasar di Facebook. Anak-anak dan remaja juga melakukan hal serupa di Twitter (23,8%), di MySpace (17,7%), dan di pesan instan (15,2%).
Rasa peduli para remaja pada cyberharassment cukup tingi. Saat melihat aksi cyberharassment, sebanyak 40% remaja menyerukan pada pelaku untuk berhenti, sementara 20,7% melaporkannya ke orang dewasa. Namun ada 6,3% remaja yang justru ikut melibatkan diri. Ketika diserang, sebanyak 65,8% remaja merespon serangan itu. Ada juga lho remaja yang meladeni cyberharassment dengan tindakan fisik, yakni sebanyak 4,5%.Melihat angka-angka di atas, agaknya para orang tua harus lebih memberi perhatian pada isu cyberharassment di kalangan anak dan remaja.
Sumber artikel: mashable.com 
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Fakta / Online dengan judul Hanya 1 dari 10 Ortu yang Peduli Cyberharassment. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://cyberharassement-6a.blogspot.com/2013/04/hanya-1-dari-10-ortu-yang-peduli.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Blogger -